Selasa, 08 Februari 2011

PROFIL JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING (MPLK)
  •  Ketua Program Studi: Melinda RS. Moata
  • Passing Grade : Tidak Tersedia
  • Akreditasi : C
  • Perkiraan Jumlah SKS : 115
  • Alamat : 0380-881600
  • Telepon Program Studi : 0380-881600
  • Email Jurusan : politani_kupang@yahoo.com
  • Website : http://psmplk.blogspot.com/
  • Mulai Beroperasi : 1984-04-07
  • Nomor SK DIKTI : 45/DIKTI/KEP/2007
  • SK DIKTI Berakhir : 2010-03-22

Senin, 07 Februari 2011

Kajian Penggunaan Beberapa Jenis Ensiling Sebagai Pengawet Alami

KAJIAN PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS ENSILING SEBAGAI PENGAWET ALAMI TERHADAP SIFAT KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS CAKALANG (Katsuwonus pelamis L) ASAP
Naema Bora
Program Studi Teknologi Pangan Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Kualitas dan daya awet (sifat kimia dan mikrobiologis) cakalang asap yang diberi perlakuan ensiling sayur kubis selama masa penyimpanan lebih baik dibanding dengan ensiling sayur sawi dan pitsai. Kualitas cakalang asap ini tercermin pada nilai kadar air dan pH yang relative rendah sampai hari penyimpanan ke-9 yaitu sebesar 39,78%, pH sebesar 5,00. Selain itu penggunaan ensiling kubis menghasilkan total asam yang lebih tinggi dibandingkan jenis ensiling lain, yang mana hal ini menunjang pertumbuhan bakteri asam laktat yang berperan menekan pertumbuhan bakteri (TPC) dan jamur yang mengakibatkan kerusakan/pembusukan pada produk.

Hasil Padi Lokal NTT di bawah Kondisi Defisit Air

HASIL PADI GOGO LOKAL-NTT DI BAWAH KONDISI DEFISIT 
Welianto Boboy dan Yos F. da Lopez

Perlakuan cekaman kekeringan pada fase pertumbuhan yang berbeda memberikan pengaruh atau respon yang berbeda-beda terhadap hasil sejumlah padi gogo lokal-NTT dalam hal jumlah gabah per malai, persentase gabah berisi, dan berat kering 100 gabah berisi. Berdasarkan jumlah gabah per malai, kultivar KODI-3 lebih toleran terhadap cekaman kekeringan, sedangkan kultivar WKB-2 dan WKB-1 lebih sensitif terhadap cekaman kekeringan. Dalam hal persentase gabah berisi,  kultivar MTS-3 dan MTS-3 lebih tolrean terhadap cekaman kekeringan daripada kelima kultivar pado gogo lokal-NTT lainnya. Dalam kaitannya dengan berat kering 100 biji berisi, kultivar MTS-3 lebih toleran cekaman kekeringan, sedangkan kultivar WKB-1 dan KODI-4 lebih sensitif. Untuk padi gogo kultivar nasional (Grogol & IR-64), kultivar grogol lebih toleran terhadap cekaman kekeringan dan memberikan hasil terbaik. Cekaman kekeringan yang terjadi pada fase vegetatif memberikan hasil yang lebih baik dari pada cekaman kekeringan pada fase generatif apalagi cekaman kekeringan itu terjadi pada kedua fase tersebut sekaligus.

Belalang Kembara (Locusta Migratoria)

BELALANG KEMBARA (Locusta migratoria)
Yos F. da Lopez

  • Belalang kembara (Locusta migratoria) memiliki sebaran yang luas, mulai dari Afrika, Asia, Australia, dan Selandia Baru
  • Belalang kembara terdiri atas beberapa spesies utama (Walker, 2000), yaitu Locusta migratoria migratoria (Asia Barat dan Tengah, Eropa Timur), Locusta migratoria migratorioides (daratan Afrika dan pulau-pulau Atlantik), Locusta migratoria Capito (Madagaskar), Locusta migratoria manilensis (Asia Timur termasuk Indonesia), dan spesies lainnya seperti Schistocerca gregarius dan Nomadacris septemfasciata.
  • Belalang kembara bersifat polyphonic, yaitu memiliki fase transisi (intermediate) antara dua fenotipe utama dalam responnya terhadap kepadatan populasi, fase soliter dan fase gregarius (Walker, 2000).
  • Warna dan ukuran belalang kembara bervariasi sesuai fase (bentuk gregarius atau soliter) dan umur.

Seminar Akredasi Program Studi

SEMINAR AKREDITASI PROGRAM STUDI

Direktur Politeknik Pertanian Negeri Kupang (Ir. Jacobus S. OEmatan, MSi, ke-3 dari kiri) bersama Tim Akreditasi Program Studi

Pengelola Program Studi MPLK Politani Negeri Kupang, Melinda S. Moata (Depan-Kanan) bersama Tim Akreditasi Politani Negeri Kupang